Antusiasme 1.000 orang Israel ini untuk ikut serta bukan karena lokasi pengambilan fotonya (laut mati), tetapi kesempatan menjadi yang pertama mengambil bagian dalam sesi pemotretan massal di Laut Mati tanpa busana yang diprakarsai oleh artis Spencer Tunick.
Para peserta berumur antara 18-77 tahun dipilih secara khusus oleh Tunick. Lokasi pemotretan dijaga ketat untuk menghentikan pejabat agama yang mungkin dapat "menganggu" sesi pemotretan.
Para peserta sudah berkumpul di lokasi sejak pukul 1 dinihari.Mereka diberitahu untuk tidak mencelupkan jari kaki mereka sampai matahari terbit, untuk mendapatkan gambar yang sempurna.
Ketika matahari akhirnya muncul, Tunick menginstruksikan 1.000 peserta untuk masuk ke Laut Mati dan berpose mengambang dan Tunick memotret mereka.Laut Mati dikenal memiliki kadar garam yang tinggi,karena itu banyak juga yang menyebut "air asin".
Foto kedua diambil dengan pose peserta diminta untuk berdiri di sepanjang tepi salah satu laguna, sementara foto ketiga dan akhir ditampilkan peserta "tertutup" lumpur.
Untuk Tunick, seorang Yahudi Amerika yang mengatur pose para peserta yang telanjang dan aneh di salah satu area di Israel,menunjukkan keterbukaan negara tuan rumah.
Menurutnya, ia yakin Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah dengan kebebasan beragama. Aksinya ini bukan sebagai pelopor, tetapi hanya mengikuti jejak seniman Israel yang luar biasa.
Tunick bersikeras aksinya bukan untuk menantang pihak-pihak agama yang tidak setuju/tersinggung atau bahkan memicu lebih lagi konflik di Timur Tengah.
Dia mengatakan tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan lingkungan: betapa menderitanya tubuh dunia ini,air sudah sulit didapat.Tunick menggambarkannya dengan pose tubuh manusia yang sudah masuk ke laut tapi airnya cepat mengering di tubuh.
"Mudah-mudahan pekerjaan saya dengan ini akan terkait dengan bencana yang murni akibat buatan manusia dan tidak dengan perang," katanya.
Bukan hanya Israel yang menjadi tempat pengambilan gambar,banyak negara telah dijadikan tempat pemotretan,seperti: Australia, Amerika Serikat, Brasil, Perancis, Inggris, Spanyol, Swiss, Belanda dan Austria.Ia telah mendokumentasikan gambar telanjang melalui fotografi dan video sejak tahun 1992.
Karyanya terbesar hingga saat ini melibatkan 18.000 orang telanjang yang berpose di Mexico City pada tahun 2007.Ia menyebut judul karyanya mengacu pada kesamaan individu, terlepas dari preferensi seksual mereka, bukan tentang eksibisionisme atau erotisme tapi mengungkapkan kerentanan hidup di sebuah lanskap kota kasar.
Tidak semua kalangan setuju atas aksinya,Tunick pernah ditangkap sampai tujuh kali khususnya di Amerika Serikat.
