Pin It

Bukan Hanya Cinta, Sukses Juga Butuh Komitmen


Semua orang kalau ditanya mau sukses apa ngga, pasti semua jawabnya: "Mau". Tapi seberapa banyak yang bilang mau sukses tapi ngga mau lewatin prosesnya?

Di tahun 2003, ketika saya menjabat sebagai Product Line Manager Nike Indonesia, saya diundang untuk mengikuti Nike Global Sales Conference yang diadakan di Hawaii. Sekitar 600 orang Nike dari seluruh dunia diundang ke sana. Yang jadi pembicara waktu itu adalah Marion Jones (pelari perempuan 100m tercepat dunia) dan Lance Armstrong (pemenang 7 kali Tour de France, meskipun akhirnya terbukti doping dan seluruh gelarnya dilucuti). Yang saya ingat adalah ketika Marion Jones bilang: "Suporter hanya melihat 10 detik saya berlari di lintasan dan menangin medalin emas Olimpiade. Kesannya gampang, tapi yang luput dari perhatian adalah, untuk bisa menangin medali emas Olimpiade, setiap hari saya berlatih keras. Setiap hari!"

Nah, di dalam berkarir dan berbisnis pun demikian. Banyak orang yang melihat enaknya saya ketika berhasil jadi GM Oakley termuda di dunia ketika umur 26 tahun, atau ketika seorang Gunawan Susanto yang berhasil dipilih untuk memimpin IBM Indonesia sebagai CEO-nya di umurnya yang masih belum genap 35 tahun kala itu. Padahal, apa yang kami lalui dikeseharian 'persiapan' kami menuju jabatan seperti itu tentunya jauh lebih berat dibandingkan kebanyakan orang seumuran kami kala itu. Namun, ya memang seperti yang Marion Jones bilang, ngga semua orang tahu apa bagaimana persiapan seseorang dalam menuju kesuksesannya.

Bagaimana untuk bisa punya komitmen dalam menggapai sukses? Dari hal-hal kecil dulu aja. Dari hal-hal yang kita lalui setiap hari. Bisa ngga kita berkomitmen untuk menghormati jadwal yang telah kita buat sendiri. Misal, dalam janjian sama teman. Semua janji saya selalu dimasukkan ke dalam gadget yang saya bawa setiap hari (Samsung Galaxy Note Edge); di situ jelas: dengan siapa, kapan, di mana, dan berapa lama meeting yang akan saya lalui. Saya me-review agenda keseharian saya beberapa kali dalam sehari. Tujuannya apa? Supaya saya tidak terlupakan suatu hal apapun, dan bisa selalu on time. Nah, bayangin kalau saya sendiri ngga bisa berkomitmen untuk bisa tepat waktu, ya jelas semua janji saya hari itu akan berantakan. Kenapa saya ambil ilustrasi ini? Karena, kalau dari hal-hal kecil dalam keseharian aja kita ngga terbiasa untuk bisa berkomitmen sama diri sendiri, ya gimana mau berkomitmen terhadap hal-hal besar dalam perjalanan hidup menuju sukses?

Jangan bermimpi untuk bilang, "Saya mau sukses" kalau Agan masih males-malesan alias ngga punya komitmen untuk kerja cerdas dan kerja keras. Jangan mimpi bisa jadi orang sukses kalau Agan masih ngga bisa on time, ngga punya komitmen untuk selalu bisa hormati semua orang dan hargai pendapat yang berbeda dengan pemikiran Agan.

Coba mulai sekarang untuk bangun komitmen yang kecil-kecil. Komitmen seperti apa? Komitmen yang bisa mengantarkan Agan untuk mencapai keberhasilan yang 'besar-besar'. Kalau ini sudah Agan lakukan dari sekarang, jangan heran suatu hari nanti Agan jadi orang sukses. Dan ketika orang lain memandang kesuksesan Agan sebagai sebuah keberuntungan, Agan bisa kasih tau mereka bahwa Agan mencapai kesuksesan yang Agan raih itu bukan semata karena keberuntungan, tapi karena Agan telah persiapkan itu semua, dengan komitmen yang Agan bangun sejak hari ini.

source

WISDOM

“Jikalau anda harus bekerja, maka bekerjalah untuk belajar. Jangan bekerja untuk uang.”

- Robert Toru Kiyosaki