Kalau
ada pertanyaan, "Barang apa yang sering kita bersusah payah mencarinya
tapi kalau sudah ketemu barangnya langsung kita buang?" ya, jawabnya
adalah Upil.he..he..nah bebricara masalah mengupil, sebagian besar dari
kita pasti pernah melakukannya, bahkan mungkin tanpa kita sadari
mengupil bisa menjadi kebiasaaan sebagian orang.
Namun
yang unik dari hal mengupil adalah bahwa sampai saat ini mengupil
belum bisa dijelaskan secara ilmiah oleh pengetahuan modern. Majalah
ilmiah New Scientist pun mengakui bahwa mengupil masuk ke dalam bidang
penelitian yang belum terpecahkan ilmu pengetahuan.
"Sepuluh
misteri tentang diri Anda”, demikian tulis Emma Young di majalah New
Scientist . Dari sepuluh rahasia ilmiah yang belum terpecahkan ilmuwan
di seluruh dunia itu, salah satunya adalah kebiasaan mengupil, mengorek
kotoran di lubang hidung alias “nose-picking”
Dua
ilmuwan asal Institut Kesehatan Mental dan Ilmu Saraf (National
Institute of Mental Health and Neurosciences), di Bangalore, India,
Chittaranjan Andrade dan B.S. Srihari telah menerbitkan jurnal ilmiah
hasil penelitiannya seputar kebiasaan mengupil.
Dalam
terbitan Journal of Clinical Psychiatry, (vol 62, p 426, Juni 2001),
menyimpulkan bahwa mengupil adalah hal yang umum dilakukan remaja, dan
seringkali terkait dengan kebiasaan lain.
Kajian
ilmiah yang melibatkan 200 orang remaja dari 4 sekolah di wilayah
perkotaan di Bangalore ini menyimpulkan bahwa hampir keseluruhan mereka
memiliki kebiasaan mengupil sebanyak rata-rata empat kali sehari.
Sekitar
60 remaja mengupil lebih dari 20 kali sehari. Namun hanya 9 orang,
atau 4,5% yang mengaku bahwa mereka memakan kotoran hidungnya sendiri.
Atas karyanya, kedua ilmuwan India tersebut dianugerahi penghargaan berupa Ig Nobel prize.
Chittaranjan
Andrade berpendapat bahwa tidak ada kandungan gizi yang penting di
dalam ingus hidung. Namun ada kemungkinan bahwa memakan sampah lubang
hidung dapat membantu reaksi kekebalan tubuh yang sehat.
Para
peneliti yang menekuni hipotesa ilmu kesehatan telah mendapatkan
banyak sekali bukti-bukti yang menunjukkan bahwa orang yang tubuhnya
jarang terkena atau kemasukan unsur-unsur atau zat-zat penyebab
penyakit bakal menjadikan orang tersebut semakin rentan terkena
penyakit alergi.
Upil Dalam Hidung
Upil,
atau nama ilmiahnya rhinotillexomania, adalah kotoran yang terdapat di
lubang hidung yang disebabkan oleh proses pernapasan.
Pada
saat kita bernapas, ada di mana mikro-organisme dan debu yang berada
di udara masuk ke hidung dan tersangkut di bulu hidung. Itulah makanya
warna upil sering terlihat coklat kehitaman, karena itu merupakan
warna dari debu yang bertebaran diudara.
Saat
kita bernafas di daerah yang memiliki kandungan debu yang banyak di
udara atau daerah berpolusi, maka upil yang ada di hidung bisa
berukuran sangat besar.
Nah,
untung aja Tuhan menciptakan bulu hidung untuk kita yang berfungsi
untuk menangkal debu-debu dan kotaoran masuk ke paru-paru. Walaupun
debu dan mikro-organisme itu bisa melewati bulu hidung, masih ada nih
lendir/ ingus yang bertugas membantu bulu hidung mencegah kotoran dan
mikro-organisme memasuki paru-paru.
Selain
sebagai saringan nih, bulu hidung dan lendir/ingus berfungsi untuk
membantu meningkatkan kelembaban udah yang kita hirup agar nyaman saat
masuk keparu-paru. |