Pin It

Pentingkah Sekolah??

Silahkan di dengar yah :)

Kalau anda lihat, apa sih yang ingin dibentuk oleh sekolah? Menurut saya (Deddy Corbuzier) hanya satu, sekolah ingin membentuk anak didiknya menjadi guru. Ya, guru matematika ingin anak didiknya menjadi guru matematika dan guru sejarah ingin anak didiknya menjadi guru sejarah. Begitu juga dengan guru-guru lainnya. Misal kita ambil satu guru, guru matematika jika kita tes geografi maka dia tidak akan bisa mendapatkan nilai yang baik. Lalu mengapa jika guru-guru tersebut tidak bisa melakukan hal-hal yang lain dengan baik sedangkan semua murid dipaksa mendapakan semua nilainya baik? Jika gurunya saja hanya menguasai satu mata pelajaran mengapa murid harus mengetahui semua mata pelajaran? Untuk dasar katanya. Toh guru tersebut juga sadar, saat dia dewasa dia tidak menggunakan semua mata pelajaran yang diberikan waktu kecil. Karena pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal, begitu juga dengan murid-murid. Murid-murid tidak akan bisa menguasai semua hal dengan baik. Dan banyak pelajaran-pelajaran yang diberikan tidak digunakan ketika dewasa.

Sekarang apanya yang mesti dirubah, sekolahnya atau sistemnya? Mengapa tidak sejak kecil ketika anak masuk SD kita lihat dulu berapa lama lalu kita bagi kelasnya? Kalau memang anak ini suka matematika, berika dia pelajaran matematika lebih banyak. Seperti orang kuliah tapi sejak kecil. Jadi sejak kecil anak ini dijuruskan ke pelajaran yang dia suka. Bukan dijejalkan dengan semua pelajaran yang dia suka atau tidak suka harus bisa, harus hafal.

Ada anak yang pintar, bisa menghafal semua tapi ketika dewasa pikirannya telah terkotaki, kreatifitasnya telah buntu, otak kanannya tidak akan jalan karena yang dipakai otak kirinya untuk menghafal, menghafal, menghafal.. Akhirnya bukan pintar, bukan cerdik tapi jago menghafal. Dan biasanya anak seperti itu pelajaran olah raga atau seninya tidak baik, karena otak kanannya tidak dipakai.

Untuk merubahnya butuh tahunan, tapi saya harap suatu saat bisa. Kalau orang tua mendukung apa yang anak suka dalam mata pelajaran, mungkin akan menjadi anak yang berhasil kedepannya. Misal pelajaran matematika jelek lalu pelajaran seni bagus, lalu mengapa yang dileskan pelajaran matematika? Mengapa tidak dileskan apa yang memang anak itu suka? Jika matematika jelek, biarkan jelek. Pelajaran yang disukai dibantu orang tua supaya lebih bagus. Memang ada pelajaran tertentu yang jika kurang akan menyebabkan anak tidak naik kelas. Kalau yang seperti itu dibantu secukupnya, tidak perlu sembilan atau sepuluh. Anda rangking satu di kelas tidak akan menjamin anda sukses ketika dewasa. Sama sekali tidak berhubungan.

Kuncinya adalah orang tua, orang tua harus mendukung apa yang anak suka. Kalau ada pelajarang yang jelek dan baik, dukung pelajaran yang nilainya baik. Jangan paksa anak untuk mempelajari yang nilainya jelek menjadi nilainya sembilan atau sepuluh. Tidak perlu takut untuk mendapat nilai jelek, tidak perlu takut untuk tidak naik kelas. Tidak naik kelas bukan berarti masa depan anda hancur. Saya harap orang-orang tua di Indonesia mendukung anak-anaknya, tidak memarahi anak-anaknya ketika ada nilai yang jelek.

Sekali lagi, masa depan anak tidak tergantung dari pintar tidaknya ketika di sekolah. Masa depan anak tidak tergantung dari naik atau tidak naik kelas. Masa depan anda juga tidak tergantung dari rapor. Tapi masa depan anda sebenarnya tergantung dari cara anda bersosialisasi, menambah pengetahuan setiap hari yang bisa didapat dari mana-mana; dari internet, dari buku, dari cerita , dari pengalaman orang lain yang anda suka. Karena masa depan bukan tergantung dari nilai sekolah anda, tapi masa depan ada di tangan anda. Jangan takut mendapatkan nilai merah, karena kadang merah artinya sukses untuk masa depan.


tkp-gila.blogspot.com - Pentingkah Sekolah? (Oleh Deddy Corbuzier)

WISDOM

“Jikalau anda harus bekerja, maka bekerjalah untuk belajar. Jangan bekerja untuk uang.”

- Robert Toru Kiyosaki