Pin It

Kenali Gejala Kanker Paru-paru dan Penyebabnya

 
Mantan Menteri Kesehatan RI, Endang Sedyaningsih meninggal pada 2 Mei lalu akibat kanker paru di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dia menderita penyakit mematikan itu selama 1,5 tahun, sejak terdeteksi kanker pada Oktober 2010 silam. Meski sakit, Endang tetap menjalani tugasnya sebagai menteri dan tidak terlihat tanda-tanda mengidap kanker paru stadium IV.
Menurut dr Achmad Hudoyo SpP(K), kanker paru jika ditemukan pada stadium I dan II masih bisa disembuhkan dengan operasi. Kanker paru stadium III dan IV sudah tidak bisa dioperasi dan perawatannya dengan radioterapi, kemoterapi, dan terapi target. Rata-rata median survival (daya hidup) hanya sekitar 6 bulan saja.
“Di Indonesia tidak memungkinkan disampaikan survivalnya. Kalau di negara maju bisa dikasih tahu 6 bulan lagi,” ujar Achmad kepada wartawan belum lama ini. Daya hidup penderita kanker paru juga dipengaruhi psikologis dan genetik. “Secara genetik di gen sendiri ada yang sensitif atau tidak mudah mutasi ada yang tidak. Dan hal itu sangat memengaruhi daya survive,” ujar Achmad.
Dia menambahkan, tingkat kesembuhan penyakit kanker biasanya ditandai dengan tingkat hidup selama 5 tahun sejak terdiagnosis. Lalu 5 tahun selanjutnya. Pada kanker paru untuk 5 tahun ke depan yang bisa bertahan hidup hanya 13 persen. Bandingkan pada kanker serviks, payudara, prostat, dan usus bisa mencapai 80 persen. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukan kanker paru sebagai penyebab utama kematian dalam kelompok kanker baik pria maupun wanita.
Dokter di RS Persahabatan ini menambahkan, di negara maju saja pasien kanker paru masih terlambat pengobatannya. Hampir 50 persen mulai berobat pada stadium III dan IV. Padahal, kesadaran general check up dan fasilitas kesehatan sudah sangat mendukung. “Kok bisa? Karena di bawah stadium III dan IV tidak ada keluhan. Karena paru tidak ada syaraf. Jika sudah membesar baru terkena syaraf, dan pembuluh darah. Namun sudah tidak bisa disembuhkan lagi karena masuk stadium III dan IV,” ujarnya.
Kanker paru yang sifatnya tanpa gejala, seseorang harus mewaspadai batuk yang tidak sembuh-sembuh. Jika dalam dua minggu, batuk tidak sembuh-sembuh walaupun telah minum obat batuk, harus segera dilakukan pemeriksaan intensif. Terlebih orang itu perokok dan berusia di atas 40 tahun. Risiko semakin bertambah.
Penderita kanker paru, 90 persen perokok. Tapi, bukan berarti 90 persen perokok penderita paru-paru. “Tidak semua perokok kena kanker paru. Namun pasien yang terkena kanker paru 90 persen merupakan perokok,” kata Achmad. Selain faktor rokok, ada faktor lain yang menyebabkan kanker paru, antara lain, genetik, terpapar bahan radioaktif misalnya radon, bahan kimia, asbes, dan polusi udara termasuk menjadi perokok pasif.
Pada mantan penderita tuberculosis (TB) pun menambah risiko terkena kanker paru. Teorinya, ketika seseorang sudah terkena TB, parunya sudah mudah teriritasi oleh zat kimia, dan lainnya
 

WISDOM

“Jikalau anda harus bekerja, maka bekerjalah untuk belajar. Jangan bekerja untuk uang.”

- Robert Toru Kiyosaki