Jalan-jalan sore di dunia maya, eh nemu sebuah artikel menarik dan saya rasa sobat-sobat ETinCS perlu tau nih mengenai hal ini. Topiknya tentu saja masih mengenai Internet, namun bukan berhubungan dengan trik dan tips SEO, Blogging atau cari money :-p
Namun kali ini kita akan membahas mengenai efek dari Internet tersebut. Efek yang kita bahas dalam postingan kali ini adalah Efek phsycologist atau mungkin bisa juga saya ditulis dengan gangguan mental atau kejiwaan akibat Internet ini. Karena hal ini mengenai internet, kita langsung aja ke main topic nya (coz saya rasa tidak perlu lagi menjelaskan apa itu internet, balita aja udah tau internet :D)
Berikut ini adalah 6 gangguan kejiwaan akibat ber-internet-an:
1. Gangguan kepribadian berupa emosi yang sebentar-sebentar meledak di saat online – mengamuk karena mudah tersinggung (Online Intermittent Explosive Disorder/OIED)
Orang yang mengidap gangguan ini tampak normal pada awalnya. Beberapa hari atau jam sebelumnya mereka bisa saja melakukan pembicaraan-pembicaraan lucu atau komentar-komentar hangat. Akan tetapi beberapa saat kemudian berubah marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung perasaannya.
- Kebanyakan dari kita hanya bisa menahan hasrat untuk melakukannya di dunia nyata, yang apabila dilakukan mungkin bisa membuahkan sebuah tinju ke wajah kita.
- Di Internet kebanyakan pengguna menyembunyikan identitas aslinya, sehingga mereka dengan bebas mengeluarkan isi hati dan kemarahannya tanpa khawatir reputasinya menjadi jelek.
- Karena pengungkapan perasaan dalam bentuk tulisan sering terlihat datar dan tidak menggambarkan emosi dengan jelas, seperti halnya nada suara, mimik wajah dan bahasa tubuh lainnya di saat tatap muka langsung, sehingga orang cenderung menggunakan kata-kata yang tajam, kasar dan keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu.
Digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan segera atau penghindaran dari rasa sakit dengan segera. Pada awalnya mirip dengan perilaku anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa diinginkannya.
Bagi orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa bahwa postingnya sangat sempurna. penulisnya hampir setiap waktu mengecek masuknya komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat komentar-komentar miring penuh kritik, maka dengan cepat ia akan meluncurkan jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu.
Jika tidak ada yang memberikan komentar, dia akan mengirimkan komentarnya sendiri – mungkin dengan nama lain – untuk meramaikan tulisannya.
3. Munchausen di Internet – tukang cerita untuk membangkitkan rasa kasihan (Munchausen Syndrom)
Suatu kondisi di mana seseorang dengan sengaja membuat kebohongan, menirukan, menambah buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan tujuan diperlakukan seperti orang sakit.
4. Gangguan kepribadian yang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online (Online Obsessive-Compulsive Personality Disorder/OOCPD)
Gangguan kepribadian jenis ini bisa dijelaskan dengan contoh kegilaan akan tata bahasa. Ketika orang menemukan suatu kesalahan tata bahasa atau penulisan kata yang keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komentar, maka dia langsung menyerang dan dengan keras memprotesnya.
Faktor pemicu :
Dalam kenyataannya penderita OCPD merasakan ketakutan yang tidak logis terhadap dunia yang lebih berantakan, lebih kotor dan lebih kacau dibanding seharusnya yang dia pikirkan; sehingga secara cepat keadaan menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai ada seseorang yang memperbaikinya.
Di Internet, setelah membaca setiap komentar-komentar, orang normal akan menderita nasib yang sama.
Tata bahasa yang keliru, pilihan kata yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda untuk mengoreksinya. Tidak sulit merasakan keinginan untuk melatih diri menggunakan bahasa yang benar
5. Low Cyber Self-Esteem (LCSE) atau penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah (Seperti seseorang yang dibenci setiap orang, tapi tidak ada yang meninggalkannya)
Di dalam kehidupan nyata ini disebut merendahkan diri sendiri atau perilaku pencarian perhatian.
Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi Online Erotic Humiliation atau pelecehan seksual secara online, di mana pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata. Sehingga ketika anda mengatakan kepada seseorang agar melakukan sebuah tindakan seksual, mungkin dia akan menganggap hal itu penting dan dia dengan sungguh-sungguh akan melakukannya.
Faktor pemicu:
Pencari perhatian mendapatkan apa yang diinginkannya, dan penghina diri sendiri mendapatkan cukup ketegangan untuk mengaktualisasikan dirinya yang intropet melalui sinyal-sinyal yang dikirimnya via keyboard.
6. Internet Asperger’s Syndrome
Hilangnya semua aturan sosial dan empati pada diri seseorang, disebabkan tanpa alasan selain hanya secara kebetulan berhadapan dengan sebuah benda mati; berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada suatu waktu.
Sindrom ini adalah bentuk halus dari autisme yang tampak berupa ketidakmampuan biologi untuk menunjukkan empati kepada manusia lain, mungkin disebabkan ketidakmampuan untuk mengenali isyarat nonverbal. Mereka secara terus-menerus bertingkah aneh dan mengganggu disebabkan mereka tidak mengetahui bahwa anda terganggu.
Ada bagian dari otak mereka yang rusak.
(Beberapa kasus bunuh diri yang direkam dengan webcam – yang sebagian mungkin main-main – dan dipublikasikan di Internet. Untuk sekarang ini mungkin kita tidak yakin bahwa hal itu benar-benar terjadi, tetapi sebenarnya hanya masalah waktu.)
Faktor Pemicu:
Orang yang melakukan semua komunikasi online mereka menampilkan perilaku Asperger karena mereka ingin memberikan kesan ada kerugian yang sama pada diri sendiri. Di dalam hal ini, ketika kemampuan melihat respon dan mimik wajah atau ekspresi nonverbal sudah hilang, begitu juga dengan empati. Maka hal yang anda beritahukan hanya kepada orang yang tidak ada, karena itu hanyalah sekelompok kata-kata pada layar. Sekelompok kata-kata kecil yang tidak berarti.
Tidak ada larangan untuk ber-internet, akan tetapi lakukanlah dengan sehat. Jangan biarkan diri kita dikendalikan oleh internet, tetapi kitalah yang harus mengendalikannya, dengan mengetahui batasan-batasan dan bertindak sesuai kewajaran dan tidak melebihi batas dalam ber internet. Tentu saja norma-norma yang ada di kehidupan nyata bisa kita terapkan di kehidupan lain seperti di Internet..Sumber
Bila sobat-sobat sekalian merasa memiliki atau hampir mendekati gejala-gejala diatas, saatnya untuk koreksi diri atau segera ubah atau tinggalkan...sekian semoga bermanfaat bagi kita semua ^_^