Pernikahan merupakan peristiwa sakral yang menyatukan dua orang dalam
satu ikatan. Ada janji setia sehidup semati yang harus dijaga.
Agar pernikahan mewujud menjadi rumah tangga harmonis dan langgeng,
Anda harus punya cinta dan keyakinan terhadap pasangan. Jangan menikah
hanya karena alasan berikut ini, seperti dikutip dari Health24:
1. Menikah hanya karena harta
Di awal pernikahan,
mungkin Anda begitu menikmati kehidupan rumah tangga. Namun, kehidupan
rumah tangga tanpa landasan cinta kuat tentu jauh dari harmonis dan
langgeng. Apalagi jika di tengah perjalanan rumah tangga, pasangan
kehilangan harta. Atau, Anda bertemu dengan pria yang jauh lebih kaya
dan memikat.
2. Ingin meninggalkan rumah orangtua
2. Ingin meninggalkan rumah orangtua
Ini biasanya
menimpa mereka yang hidup di tengah keluarga penuh konflik. Menikah
seringkali menjadi jalan pintas agar bisa keluar dari suasana rumah yang
mungkin seperti ‘neraka’. Namun, meninggalkan rumah bersama suami bukan
jawaban mutlak. Pernikahan yang prematur justru bisa membuat Anda
terjebak dalam konflik baru yang lebih rumit.
3. Karena orangtua menyukainya
Ini bukan alasan tepat
bagi Anda dan pasangan segera melangsungkan pernikahan. Ingat, yang
akan hidup dengannya adalah Anda sendiri, bukan orangtua Anda. Jangan
biarkan Anda terjebak dengan sosok yang sebenarnya belum Anda yakini
terbaik sebagai pasangan hidup.
4. Ingin merasakan hubungan lebih intim
Ketika
kekuatan agar bisa berhubungan lebih intim menjadi alasan kuat menikah,
ini berbahaya. Tujuan utama pernikahan bukan lagi membangun kehidupan
rumah tangga yang harmonis dan langgeng, tapi hanya ‘malam pertama’.
Saat penasaran itu terjawab, bukan tak mungkin bosan melanda, rasa
sayang menguap, dan ujung dari ini semua adalah kehancuran rumah tangga.
5. Ingin punya anak
Ingin punya anak memang menjadi
pendorong kuat bagi banyak orang untuk menikah. Namun, apakah Anda ingin
membawa anak dalam kondisi yang tidak ideal? Landasan cinta adalah
harga mati. Jangan sampai anak Anda kelak menjadi korban
ketidakharmonisan rumah tangga. Atau, malah Anda bisa menjadi orang tua
tunggal kelak.
6. Menikah dengan peselingkuh
Ada beberapa kasus
orang menikah secara diam-diam dengan selingkuhannya. Awalnya, mungkin
akan berjalan dengan baik. Namun, untuk jangka panjang, pernikahan ini
bisa menjadi malapetaka.
Ingat, pernikahan ini terjadi di atas penderitaan orang lain. Ini
artinya masing-masing berani mengambil risiko mencari kebahagiaan tanpa
peduli nasib pasangan utama masing-masing. Bukan tak mungkin pasangan
kembali selingkuh, dan Anda menjadi korban berikutnya.
7. Tekanan sosial
Ini seringkali menimpa mereka yang
sudah memasuki usia siap menikah, namun masih melajang. Mereka umumnya
merasa terpojok dengan pertanyaan yang dilontarkan teman dan keluarga
besar seperti, “Kapan menikah?” Jangan sampai tekanan ini membuat Anda
menikahi orang yang salah.