Ukhti, saudariku,
kau cantik, ku akui itu
karena memang kau terlahir untuk itu
walau relatif kecantikanmu
tergantung hak individu
Ku tahu kecantikanmu anugerah
dari Tuhanku dan Tuhanmu
tapi, bukankah Tuhanku dan Tuhanmu
punya aturan untuk itu
Kau harus menjaganya
dari mata lelaki jalang
yang belum halal
baginya dan bagimu
Tahukah kau itu
atau kau sama sekali tak tau
atau pura-pura tak tau
atau tak mau tau soal itu
Tuhanku dan Tuhanmu
memberi instruksi untukmu
ulurkan kain ke seluruh tubuhmu
biar kau tak diganggu
Tuhanku dan Tuhanmu
juga ada instruksi untukmu
jangan nampakkan perhiasanmu
panjangkanlah kain itu ke dadamu
Tuhanku dan Tuhanmu
menambah instruksi untukmu dan untukku
tundukkan pandanganmu
agar hati kita tak berdebu
Namun, kenapa kau
tak gubris instruksi itu
dengan kau
umbar auratmu
kau hiasi aurat itu
agar mata lelaki terayu
mengakui cantikmu
indah bentuk tubuhmu
bagaimana aku menjaga nafsu
kalau kau umbar aurat selalu
aku sama sekali tak menyalahkanmu
karena ini lemahku
di depan sang nafsu
Tapi, mungkin lebih mudahku
membendung sang nafsu
kalau kau membantu
dengan menutup auratmu
karena ku bukan malaikat
bukan juga iblis terlaknat
imanku bisa melesat mendarat
bisa juga melusut melarat
hari ini, ku menjadi tuan nafsu
namun besok, mungkin nafsu memperbudakku
ku takut lirikan itu
menambah saldo dosa- dosaku
semoga kau menyadari itu
wahai ukhti saudariku
demi kebaikanku dan kebaikanmu
demi hatiku dan hatimu yang berdebu
karena noda- noda pandangan itu
Sumber: