Mulutmu, harimaumu. Barangkali itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kejadian masa revolusi Perancis beberapa ratus tahun silam. Kala itu, sang jenderal legendaris, Napoleon Bonaparte, saat berperang di Timur Tengah pada tahun 1799 bermaksud akan melepaskan 1200 tentara Turki yang berhasil ditawan Perancis ketika mereka berhasil merebut Jaffa.
Saat itu Napoleon sedang terserang influenza. Maka, ketika ia menginspeksi pasukan, ia sering terbatuk-batuk. Karena penyakit itu, ia kemudian mengumpat "Ma sacre toux" yang artinya "Batuk sialan". Tapi, perwira pendamping Napoleon merasa sang jenderal mengatakan "Massacrez Tous" yang artinya "Bunuh Semua".
Akibatnya, seluruh 1200 orang tawanan Turki itu dibunuh hanya karena batuk sang jenderal. Jadi, berhati-hatilah dengan ucapan Anda.
Asal-usul lainya:
Pada kekaisaran Nicolas I di Rusia (1825-1855) ungkapan ini mulai dipakai dan popular hingga sekarang.
Ketika itu seorang sastrawan bernama Kondraty Ryleyev dihukum gantung. Saat pelaksanaan, tali gantungan putus. Hal ini diyakini masyarakat sebagai pertanda bahwa terhukum tidak bersalah sehingga ia harus dibebaskan.
Merasa menag, naluri pembangkangan Ryleyev pun berkobar kembali, Ia kembali melontarkan kritikan pedas.
Katanya, "Pemerintah sekarang ini tidak beres. Mereka bahkan tidak tahu bagaimana caranya menggantung anda".
Sang Kaisar marah besar mendengar ocehan pemberontakan itu dan memerintahkan para algojonya mengulang hukuman gantung.
Pada 26 Juli 1926, Ryleyev mati di tali gantungan.
Kritikan Rylevev menjadi seperti harimau yang balik menerkam dirinya.
sumber