Testosteron adalah hormon yang ditemukan pada pria dan berfungsi dalam pembentukan jaringan reproduksi pria seperti testis dan prostat. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa menurunnya kadar hormon ini akibat penuaan juga menyebabkan berkurangnya massa otot dan kekuatan pria.
Hilangnya massa otot dan kekuatan akan menyebabkan kelemahan dan terganggunya mobilitas, patah tulang dan risiko jatuh. Seiring bertambahnya usia, pria lebih banyak kehilangan massa otot dan kekuatannya daripada wanita.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa kadar hormon seks, khususnya testosteron, dapat mempengaruhi perubahan komposisi tubuh dan fungsi fisik yang berkaitan dengan usia," kata Dr Erin LeBlanc, pemimpin penelitian dari Kaiser Permanente Northwest di Portland, Oregon, AS seperti dilansir HelathDay.com, Selasa (1/11/2011).
Penelitian ini melibatkan hampir 1.200 orang pria berusia 65 tahun yang diukur tingkat hormon seksnya dan kemudian dipantau selama 4,5 tahun. Komposisi tubuh diperiksa dengan alat pemindai berteknologi tinggi dan kemampuan fisiknya dievaluasi melalui latihan yang dinilai lebih sedikit membutuhkan tenaga, seperti kuat pegangan, kecepatan berjalan, dan kemampuan untuk bangun dari kursi tanpa menggunakan tangan.
"Penelitian kami menemukan bahwa pria berusia 65 tahun ke atas yang memiliki kadar testosteron tinggi kehilangan massa otot lebih banyak, terutama di lengan dan kaki, daripada pria berusia sama dengan tingkat testosteron lebih rendah," kata LeBlanc.
"Pria yang memiliki kadar testosteron lebih tinggi sebelum kehilangan berat badan juga lebih sedikit kehilangan kekuatan kaki dan lebih mudah bangun dari kursi dibanding pria yang memiliki kadar testosteron lebih rendah sebelum kehilangan berat badan. Jumlah testosteron pria dalam tubuhnya dapat menjadi penanda berapa banyak otot dan kekuatan yang akan hilang ketika usianya bertambah," imbuh LeBlanc.
Seorang pakar lain tidak terkejut dengan temuan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada alasan untuk menyarankan pria tua meminum testosteron tambahan dari suplemen.
Penelitian ini menegaskan bahwa kadar testosteron lebih tinggi pada pria yang lebih tua berhubungan dengan lebih sedikit hilangnya massa otot akibat karena penuaan.
"Ini adalah penelitian epidemiologi prospektif, bukan uji coba terkontrol, sehingga variabel lain mungkin ada. Sebagai contoh, pasien dengan testosteron rendah lebih cenderung memiliki diabetes," kata Dr Stuart Weinerman, kepala divisi endokrinologi di North Shore-LIJ Health System di New Hyde Park, NY.
Hilangnya massa otot dan kekuatan akan menyebabkan kelemahan dan terganggunya mobilitas, patah tulang dan risiko jatuh. Seiring bertambahnya usia, pria lebih banyak kehilangan massa otot dan kekuatannya daripada wanita.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa kadar hormon seks, khususnya testosteron, dapat mempengaruhi perubahan komposisi tubuh dan fungsi fisik yang berkaitan dengan usia," kata Dr Erin LeBlanc, pemimpin penelitian dari Kaiser Permanente Northwest di Portland, Oregon, AS seperti dilansir HelathDay.com, Selasa (1/11/2011).
Penelitian ini melibatkan hampir 1.200 orang pria berusia 65 tahun yang diukur tingkat hormon seksnya dan kemudian dipantau selama 4,5 tahun. Komposisi tubuh diperiksa dengan alat pemindai berteknologi tinggi dan kemampuan fisiknya dievaluasi melalui latihan yang dinilai lebih sedikit membutuhkan tenaga, seperti kuat pegangan, kecepatan berjalan, dan kemampuan untuk bangun dari kursi tanpa menggunakan tangan.
"Penelitian kami menemukan bahwa pria berusia 65 tahun ke atas yang memiliki kadar testosteron tinggi kehilangan massa otot lebih banyak, terutama di lengan dan kaki, daripada pria berusia sama dengan tingkat testosteron lebih rendah," kata LeBlanc.
"Pria yang memiliki kadar testosteron lebih tinggi sebelum kehilangan berat badan juga lebih sedikit kehilangan kekuatan kaki dan lebih mudah bangun dari kursi dibanding pria yang memiliki kadar testosteron lebih rendah sebelum kehilangan berat badan. Jumlah testosteron pria dalam tubuhnya dapat menjadi penanda berapa banyak otot dan kekuatan yang akan hilang ketika usianya bertambah," imbuh LeBlanc.
Seorang pakar lain tidak terkejut dengan temuan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada alasan untuk menyarankan pria tua meminum testosteron tambahan dari suplemen.
Penelitian ini menegaskan bahwa kadar testosteron lebih tinggi pada pria yang lebih tua berhubungan dengan lebih sedikit hilangnya massa otot akibat karena penuaan.
"Ini adalah penelitian epidemiologi prospektif, bukan uji coba terkontrol, sehingga variabel lain mungkin ada. Sebagai contoh, pasien dengan testosteron rendah lebih cenderung memiliki diabetes," kata Dr Stuart Weinerman, kepala divisi endokrinologi di North Shore-LIJ Health System di New Hyde Park, NY.