Siapakah yg menciptakan Tuhan Sang Pencipta itu? Darimanakah Tuhan berasal? Di manakah tempat tinggal Tuhan? Di manakah letak tempat tinggal Tuhan itu?
Pertanyaan2 tsb merupakan pertanyaan2 yg membuat filsuf yg paling pandai pun mati kutu. Saya juga tentu saja pernah diganggu dgn pertanyaan2 yg tak terjawab tsb. Namun pada suatu ketika sebuah buku yaitu “The Book of Revealation” memberikan saya ‘kunci’ untuk memecahkan masalah tsb.
Di dunia ini segala sesuatu pasti terikat dengan hukum sebab akibat. Segala sesuatu merupakan akibat dari sebab yg mendahuluinya. Oleh karena itu kita percaya bahwa segala sesuatu ini diciptakan oleh Tuhan Sang Pencipta. Karena tidak mungkin manusia yang lebih canggih daripada sebuah superkomputer yg paling canggih terjadi dengan sendirinya ; tidak mungkin manusia, bumi dengan segala isinya dan alam semesta ini, terjadi tanpa ada yang merancangnya dan membuatnya.
Kalau kita melihat sebuah rumah pernahkah terpikir bahwa ada kemungkinan rumah tsb merupakan hasil dari rangkaian peristiwa2 kebetulan yg terjadi berjuta2 tahun? Tapi demikianlah yg dipercaya oleh orang2 ateis/evolusionis.
Alam semesta dan segala isinya ini merupakan rangkaian sebab akibat, yang berujung pangkal pada satu sebab utama atau sebab induk. Satu peristiwa pemicu semua peristiwa lain. Dan yang melakukan pemicuan tersebut adalah Tuhan yg tidak disebabkan oleh apapun juga.
Segala sesuatu yg ada dalam alam semesta ini ada awalnya; alam semesta ini ada awalnya, tapi Dia yg menciptakannya tidak berawal dan berakhir.
Tuhan Sang Pencipta tidak diciptakan dan keberadaannya tidak disebabkan oleh apapun juga Tuhan itu ada dan tidak pernah tidak ada. Tuhan itu ada dari dulu, sekarang, nanti dan sampai kapan pun. Tuhan itu yadalah ang ada, yang sudah ada dan yang akan datang. Tuhan itu kekal, tidak fana. Kekal artinya dia sama, tidak berubah, dari dulu sekarang dan selamanya.
Segala sesuatu yg diciptakan itu fana, dia mempunyai awal, dia berubah. Peristiwa dari tiada menjadi ada itu sendiri menunjukkan adanya perubahan. Tetapi Tuhan itu tidak berawal dan tidak berakhir. Tuhan adalah awal dan akhir dari segala sesuatu, tapi Tuhan sendiri tidak berawal dan tidak berakhir.
Apa sebabnya Tuhan tidak mempunyai awal dan akhir; tidak berubah? Karena Tuhan tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Siapun dan apapun yg berada atau dibatasi oleh ruang dan waktu pasti berubah. Waktu itu menunjukkan adanya perubahan. Adanya waktu itu disebabkan oleh adanya ruang. Dengan adanya ruang maka ada jarak antara satu titik dengan titik lain. Untuk menempuh kedua jarak itu dibutuhkan waktu.
Jadi alam semesta ini adalah bagai suatu gelembung, suatu ruang yg dibentangkan yg berisi materi yg diciptakan oleh Tuhan yang tidak berada dalam ruang. Tanpa ada ruang tidak ada materi. Adanya ruang yang berisi materi itu memunculkan adanya konsep-konsep yang disebut sebagai jumlah, jarak, waktu dan kecepatan. Adanya materi juga menghadirkan konsep mengenai massa dan berat.
Jadi keberadaan konsep-konsep tersebut, yaitu jumlah, jarak, waktu, kecepatan, massa dan berat dan lain-lain yang mengikutinya, disebabkan karena adanya ruang. Konsep-konsep atau ukuran-ukuran itu ada bagi kita karena kita ada di dalam sebuah ruang, yaitu alam semesta ini, yang dibatasi dengan dimensi-dimensi tertentu, dan diatur dengan hukum-hukum tertentu yang tidak dapat dilanggar.
Berapakah luas dan jarak alam semesta ini? Sebesar2nya Tuhan ia bukanlah Tuhan yg mahabesar jika ia masih dibatasi oleh ukuran2 waktu, jarak, kecepatan, massa, berat, dsb. Ukuran2 tsb hanya berlaku bagi mereka yg ada dibatasi oleh ruang dan waktu. Bagi Tuhan yg mengatasi ruang dan waktu 1 hari = (identik dgn) 1000 tahun. Bagi Tuhan tidak ada perbedaaan 1 detik dengan 1 juta tahun, antara 1 milimeter dengan 1juta kilometer, 1 gram dengan 1juta ton, dsb.
Karena itu Tuhan tidak pernah terlalu sibuk untuk mengurusi segala detil di alam semesta ini. Bahkan gerak dari setiap debu yg beterbangan di udara dia kontrol penuh. Tuhan tidak kekurangan waktu untuk menata tarian setiap daun2 kering yg dihembuskan angin. Di alam semesta ini tidak ada yg tersembunyi, tidak ada yg tidak di bawah kendali Tuhan. Ada yg mengatakan bagi Tuhan semua peristiwa di alam semesta ini bagai sebuah lukisan yg sudah jadi dan tintanya sudah kering! Bagai sebuah filem terekam di sebuah cakram (CD)!
Tuhan apapun yg tidak seperti digambarkan di atas bukanlah Tuhan Mahabesar; sebesar apapun tuhan itu jika ia tidak mengatasi dimensi ruang dan waktu ia bukanlah Tuhan Mahabesar. Apakah Tuhan Anda seperti itu?