Pin It

Alasan Suara Berubah Saat Dewasa


Mekanisme bersuara adalah suatu fenomena biologis yang sangat mengagumkan. Proses bersuara berawal dari udara yang terdapat di paru-paru. Ketika udara mengalir keluar dari paru-paru menuju mulut, udara tersebut akan dimanipulasi menjadi suara dengan beberapa cara. Seiring masa pertumbuhan suara pun akan mengalami perubahan dari suara kanak-kanak menjadi suara dewasa. Namun, dalam perubahan suara ini ada fenomena yang cukup menarik yang terjadi, yaitu ketika seorang yang sedang mengalami pubertas akan memiliki suara yang "pecah" atau "cempreng". Bagaimana ini dapat terjadi? Berikut informasi yang berhasil BerbagaiHal dapatkan. Ketika anda mengaktifkan mekanisme bersuara anda, udara di paru-paru akan didorong keluar oleh otot diafragma yang sedang berelaksasi. Udara tersebut kemudian akan mengalir melalui glotis dalam laring dan keluar melalui pita suara yang berbentuk seperti lubang kecil. Karena melewati celah yang kecil, udara tersebut kemudian akan menggetarkan otot-otot yang menempel pada pita suara yang terdapat dalam glotis. Getaran pada pita suara ini akan menghasilkan suara (fonasi) dari udara. Suara yang terbentuk dalam proses fonasi tadi selanjutnya akan masuk ke dalam ruang resonator, dimana suara akan mengalami resonansi dan artikulasi. Setelah melalui proses ini, barulah terbentuk suara yang keluar lewat bibir dan mulut. Sifat suara (yang mencakup frekuensi, pitch, kekerasan, timbre dan vowel) yang dihasilkan tergantung kepada beberapa hal. Seperti misalnya, panjang pita suara, ketegangan otot pita suara, ketebalan pita suara, pembukaan rimaglotis dan besarnya tekanan udara yang dikeluarkan dari paru-paru. Ketika kita masih dalam masa usia kanak-kanak, laring yang kita miliki berukuran relatif kecil dan pita suara juga masih relatif tipis. Untuk memudahkan anda dalam memahami hal ini, anda dapat membayangkan senar gitar, dimana semakin kecil dan semakin tipis senar gitar tersebut, maka suara yang dihasilkan akan semakin tinggi. Ketika anak laki-laki melalui tahapan pubertas, peningkatan jumlah testosteron menyebabkan pemanjangan tulang rawan yang terdapat di dalam laring dan penebalan otot pada pita suara. Hal ini akan memanjangkan dan menebalkan kedalaman nada dalam suara mereka. Seiring dengan membesarnya otot pada pita suara, terdapat juga perubahan pada bagian tubuh lainnya yang ikut mempengaruhi perubahan suara seseorang. Misalnya, hidung, belakang tenggorokan (hipofaring), sinus dan tulang wajah yang membesar akan mempengaruhi suara yang dihasilkan. Karena perubahan-perubahan tersebut akan menciptakan lebih banyak ruang di daerah wajah, yang memberikan suara lebih banyak ruang untuk beresonansi. Perubahan pita suara ini umumnya berlangsung secara bertahap selama periode waktu tertentu. Kadang-kadang, ketika periode perubahan pita suara yang dramatis ini, tubuh tidak berkembang mengimbangi kecepatan pertumbuhan pita suara, sehingga mekanisme bersuara akan mengalami kesulitan untuk membuat suara yang mantap. Jadi, kecepatan pertumbuhan yang berbeda dari setiap bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam proses membuat suara, menyebabkan otak mengalami kesulitan untuk mengendalikan mekanisme bersuara ini untuk mempertahankan resonansi getaran yang tepat. Sehingga, suara yang dihasilkan akan terdengar "pecah" selama periode penyesuaian otak terhadap perubahan tubuh yang sangat cepat ini.

Sumber referensi: http://www.berbagaihal.com/2011/10/kenapa-suara-berubah-saat-pubertas.html

WISDOM

“Jikalau anda harus bekerja, maka bekerjalah untuk belajar. Jangan bekerja untuk uang.”

- Robert Toru Kiyosaki