Pin It

Kenapa Harus PNS?



Judul tersebut masih menjadi tanda tanya besar bagi saya. Selama ini saya lebih sering ketemu dengan orang-orang yang sangat berminat untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan alasan jaminan hari tua, mereka beralasan seolah-olah masa depan sudah ‘aman dan nyaman’ dengan menjadi PNS. Jarang sekali bahkan hampir tidak pernah saya jumpai orang yang sama sekali tidak berminat menjadi PNS.
Begitulah memang seperti yang dikatakan pleh para pebisnis “watak orang Indonesia, merasa terbuai dengan’kenyamanan’”
Ada beberapa alasan mengapa orang ingin menjadi Pegawai pemerintah, (Tulisan berikut ini diambil dari berbagai sumber), antara lain:
Sumber: http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=8637372&postID=110309410688468840
- Aman dan Nyaman, karena kalau di swasta katanya nanti bisa nggak dipakai orang lagi, dipecat, dlsb. Motivasi ini jelas bibit dari sifat PGPS (pinter goblok pendapatan sama). Kalau jadi PNS aman, gak bakalan dipecat mau segoblok apa juga. Mau kerja rajin, mau kerja malas, mau kreatif atau dongok, tetap aman dah.
- Pensiun, ini cukup make sense dan manusiawi, tapi apa mereka tidak tahu bahwa perusahaan2 swasta pun banyak yang memiliki program dana pensiun, dan kenapa tidak setinggi itu animo untuk bekerja di swasta? mungkin kembali ke poin di atas.
- Mau jadi kaya, nah ini nih… jarang diungkapkan, tapi kalau mau disurvey secara jujur inilah motivasi utama mayoritas orang yang mau jadi PNS.
- Kebanggaan, hmm… mungkin juga, meskipun saya gak tahu di mana harus bangganya. Memang ada beberapa profesi yang membanggakan atau menurut saya mereka patut bangga dengan itu seperti peneliti ilmiah, dosen, guru (salut untuk yang ini) atau profesi2 yang memang membutuhkan kompetensi tinggi, untuk profesi-profesi seperti ini tentunya tidak berlaku “if I am just a little bit dumber, then I will be a PNS”. Tapi yang lainnya, bangga??
7-8 tahun lalu, di sebuah artikel di harian Kompas, saya baca tulisannya Alm Romo Mangun, doi menulis tentang sistem kependidikan kita dan kenapa orang begitu berminat menjadi PNS (birokrat). Rupanya, menurut analisis doi, kita ini masih mewarisi mental inlander dari jaman kolonial dulu, di mana orang dididik untuk menjadi patuh dan taat pada pemerintah sehingga bisa menjadi ambtenaar (PNS di jaman kolonial). Menjadi ambtenaar itu jabatan terhormat di masyarakat waktu itu, dan rupanya masih terbawa hingga sekarang.
Yang juga masih terbawa adalah paradigma bahwa mereka adalah bagian dari kekuasaan (penguasa), bukan pelayan rakyat atau pembayar pajak.
Sehingga, kata Romo Mangun, pernah ada penelitian tentang cita-cita pelajar di dunia. Di Amrik, jika ditanya cita-citanya, para pelajar di sana mengatakan mereka ingin menjadi pengusaha, eksekutif perusaahaan multi nasional, pengacara, dll. Di Iran, pelajarnya ingin menjadi ulama dan tokoh syiah. Di Indonesia, pelajarnya ingin menjadi PNS. (http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=8637372&postID=110309410688468840)
Anehnya lagi, banyak orang yang rela membuang-buang hartanya demi PNS ! Banyak dari mereka rela mengeluarkan uang hingga seratus juta rupiah ! Mau cari uang kok malah ngeluarin uang :( hehehe
Di tengah kritik inefisiensi birokrasi, pemerintah malah menambah jumlah PNS sebanyak 200.000 orang. Busyet dah. Total jumlah PNS di Indonesia sekitar 4 juta orang, artinya 1 dari 50 orang penduduk republik ini adalah PNS.
Seorang teman yang jadi PNS di suatu kelurahan di Kepri pernah menyatakan bahwa inefisiensi sistem pemerintahan itu terlalu tinggi, jika sistem dibenahi (tanpa dukungan IT) kelurahan tersebut cukup dilayani 3-4 orang pegawai saja, sedangkan saat itu jumlah PNSnya 12 orang.
Sebetulnya kritik inefisiensi terhadap PNS itu tidak bisa dibuat sama rata, karena ada beberapa sektor yang sebetulnya masih sangat butuh tenaga, misalnya guru, dokter, dll. Inefisiensi lebih kepada PNS yang menjalankan roda birokrasi, seperti yang ada di kelurahan, kecamatan, dinas-dinas, dll.
Gue heran akan motivasi yang begitu tinggi untuk menjadi PNS di tengah kondisi saat ini, di mana kompetensi kurang dihargai, korupsi yang begitu parah, nepotisme yang sudah menjadi budaya dan not to mention the low salary. Kalau dipikir dengan hukum ekonomi kayanya gak make sense sama sekali. Karena pengorbanan yang harus dikeluarkan besar sekali, untuk pekerjaan yang… Padahal di swasta banyak sekali pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa perlu pengorbanan sebesar itu.ÂÂ
Kita juga tahu bahwa gaji PNS adalah kecil, tapi kata seorang peminat PNS beralasan “Kita kan bisa hidup sederhana, kita juga bisa cari tambahan lain”
Ada lagi tulisan menarik yang layak disimak dari seorang pegawai plat merah, Irwan di KoKi detikcom: Gegar Budaya Kerja: dari Swasta Ke Plat Merah
Hmmm…bukan berarti saya anti dengan Pegawai pemerintah alias PNS, :D Hidup adalah pilihan. Bagaimana dengan Anda?
Pilih mana: Berpenghasilan tetap atau tetap berpenghasilan ?

sumber

WISDOM

“Jikalau anda harus bekerja, maka bekerjalah untuk belajar. Jangan bekerja untuk uang.”

- Robert Toru Kiyosaki